MyownBloG

My Pursuit of HAPPYness Blog ini juga diperuntukkan bagi mind, soul, spiritual, enterpreneurship, marketing, wirausaha, pedagang, ide usaha, relasi, surabaya, jawa timur, indonesia.

Free Web Hosting

Thursday, May 15, 2008

Pedagang dan Pengusaha

Barusan saya iseng-iseng mencari arti kata usaha dan dagang yang dalam rangka menulis posting mengenai menjual .... (titik2 artinya lom ngerti mau diisi dengan apa).
Stigma yang ada kan pedagang melekat pada orang-orang yang melakukan jual beli secara tradisionil dan (biasanya) di pasar-pasar atau jualan barang remeh temeh. Sementara pengusaha melekat pada orang-orang perlente yang memiliki perusahaan dengan papan nama mentereng dan bonafid. Setelah saya coba cari di KBBI.web.id pengertian dari kedua kata tersebut memang sedikit berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online tersebut :

usahakb.kegiatan dng mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu: kegiatan di bidang perdagangan (dng maksud mencari untung); perdagangan; perusahaan:

dagangniaga; jual beli barang untuk mendapatkan keuntungan

Secara umum pengertian usaha lebih luas dari dagang, usaha bukan hanya mencari untung saja, tetapi melibatkan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu maksud. Jadi kalau ditarik menjadi kata pelaku/orang, pengusaha dan pedagang tentunya ada perbedaan di situ.
Pengusaha = pelaku dagang yang mengerahkan tenaga (action, perbuatan) dan pikiran (kemampuan marketing, strategy, komunikasi etc) dengan tujuan akhir untuk mencari untung.
Pedagang = pelaku dagang yang melakukan jual beli untuk mendapatkan keuntungan.

Buat saya artinya penjual tempe yang di pasar pun akan memiliki perilaku pengusaha apabila dia dapat melakukan delivery, ucapan terima kasih ketika kita membeli barang mereka, berusaha untuk lebih dekat dengan pelanggannya dengan menyapa setiap kali bertemu, memberikan gratisan atau tambahan tempe kepada pembeli yang loyal, siap menerima komplain dari pelanggan dan memperbaiki produk ataupun pelayanannya, sedia uang receh untuk kembalian bagi pembelinya.
Buat saya artinya pengusaha kontraktor bangunan pun akan memiliki perilaku dagang apabila dia hanya berpikir untuk mencari untung dengan memberikan kualitas bahan baku yang jelek, waktu delivery (penyelesaian) tidak tepat, me-mark up harga bahan dan tidak memberikan bahan bangunan yang semestinya, tidak pernah melakukan komunikasi lagi dengan pembelinya setelah mereka melakukan pembelian (tata..bye bye), tidak memberikan bantuan purna jual untuk perbaikan rumah yg telah lama, nomor telepon yang sulit dihubungi.
*Peran dan fungsi di atas cuman contoh yak



Labels: ,


Continue reading...

Tuesday, January 08, 2008

Impulse buying




Ingat nggak, kalau kita belanja ke hypermarket/supermarket dan ternyata jumlah belanjaan Anda jauh lebih banyak dari yang Anda rencanakan. Berangkat hendak beli sabun, pasta gigi, detergen, tapi malah-malah Anda akan pulang dengan membawa lampu neon, snack, handuk, dst. Coba Anda ingat-ingat lagi, kapan terakhir Anda pergi ke fast food favorit Anda, apakah Anda pernah membeli makanan yang tadinya tidak Anda rencanakan? Berangkat ke restoran rencana makan ayam goreng tetapi sampai disana Anda malah membeli burger dan kentang?
Tahukah Anda masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan untuk melakukan impulse buying? Impulse buying adalah suatu perilaku pembelian yang dilakukan tanpa ada perencanaan terlebih dahulu.
Hal ini merupakan salah satu peluang bagi pemasar atau penjual seperti kita. Bagi Anda yang punya toko offline dan online berikanlah penawaran yang simply irresistible bagi konsumen. Banyak caranya:
- Display produk terus dirolling
Pajang produk-produk yang hot item di depan dengan display yang menarik, dan tuliskan Hot Item. Jangan biarkan display/etalase Anda tidak terupdate dengan barang-barang baru. Visualisasi yang menarik akan memancing minat beli pelanggan Anda. Bahkan modern retail market akan memiliki seorang visual merchandiser khusus yang akan menata produk-produk baru di etalase utama.
- Tuliskan besar-besar diskon/harga Anda
Display juga tulisan “Sale xx% ” untuk produk-produk yang Anda berikan diskon.
Atau bisa digunakan juga cara penulisan seperti.
Rp. 20.000,-
Rp. 17.500
- BestSeller
Dengan menyusun best seller, maka Anda merekomendasikan barang-barang populer yang laris dibeli oleh pelanggan Anda. Dan sebagian besar kecenderungan orang untuk memutuskan pembelian adalah karena rekomendasi. Dan ketika Anda menuliskan rekomendasi tersebut, maka awareness dan ketertarikan potential buyer akan muncul.
- Cross Selling
Cross selling yang dikenal sebagai teknik penjualan membutuhkan kecakapan penjual/penjaga toko Anda. Penjual yang cakap, akan sering merayu pembeli untuk membeli lebih banyak lagi. Teknik ini susah susah gampang, apalagi kalau penjaga toko tipikal pendiam dan pasif. Oh ya, tapi cross selling juga harus smart dan bukan kemudian menjadi pushy/tukang paksa. Bagi saya cross selling yang smart, adalah ketika Anda mengetahui ‘arah’ kebutuhan pelanggan. Misal kalau di rental saya, si pelanggan A suka baca komik samurai/silat, so then kalau ada komik baru yang berbau-bau silat, akan kita tawarkan ke dia. Atau misal, si pelanggan B mencari dvd naruto, yang kebetulan lagi keluar, maka akan kita tawarkan film kartun action yang nggak kalah serunya.
Kadang juga cross selling kita manfaatkan bila sedang ada promo sewa 3 gratis 1, dan hal ini kita inform ulang ke pelanggan ketika sedang membayar transaksi. Ternyata hal ini efektif, meskipun tidak semua pelanggan mau melakukan penambahan transaksi, tetapi dengan small act seperti itu kami sudah menambah pemasukan kami hari itu.
Tapi hati-hati, begitu Anda menjadi pushy/maksa, maka pembeli bisa-bisa merasa terganggu. Saya sendiri mencoba melatih pegawai saya dengan mengadakan role play atau simulasi untuk membantu mengaktifkan cross selling yang tepat.
Contoh-contoh cross selling banyak kita jumpai mulai dari pasar tradisional, modern market, fast food, dsb.

Labels: ,


Continue reading...

Monday, September 03, 2007

Good News and Bad News

Meskipun lagi sakit dan nggak bisa kemana-mana tapi alhamdullilah masih bisa produktif. Terutama produktif untuk kegiatan TDB, kalo TDAnya masih belum bisa aktif karena semua data terpusat di kantor :(.

Bad News
Salah satu kantin yang kami titipin tahu NONA menginformasikan bahwa mulai September ini, beliau tidak lagi dapat menerima titipan tahu kami dengan alasan "Sudah terlalu banyak barang." Nah lo maksudnya apa, saya sendiri belum cek langsung ke mitra tersebut, karena berita ini datang dari pegawai delivery kami. I need to check this and make things clear, apakah yang dimaksud bapak tersebut.

Good News
Sebenarnya dimulai dari tiga hari yang lalu, ketika tanpa disangka-sangka salah seorang langganan tahu saya yang notabene juga temen melontarkan penawaran yang fantastis. Dia berencana untuk membuka stand di salah satu pusat perbelanjaan paling beken di Surabaya dan menawarkan kerjasama dengan saya. Temen saya berniat untuk membuka cabang dari tahu dan pisang NONA. Wow...yang jadi wow adalah lokasinya itu lhoo.
Baru saja saya konfirm ke teman saya, dan Alhamdulillah dia sudah menyepakati draft sistem yang saya tawarkan.
Doakan agar tidak ada aral melintang dan kerjasama dapat berjalan lancar. InsyaAllah setelah berhasil dengan pilot project ini, kami bisa membakukan sistem dan formula yang sama untuk direplikasi oleh calon investor lain yang berminat. Sisa posting bisa disini

Labels: ,


Continue reading...

Monday, July 16, 2007

Prinsip pertama itu NIAT

Mau usaha tunggu ada yang mengajak. Mau usaha tunggu ada yang memberi modal. Mau usaha tunggu teman yang bisa mengerjakan. Mau usaha tunggu diajarin orang lain.
Belum lagi ketakutan-ketakutan seperti :
Mau usaha takut rugi. Mau usaha takut gagal. Mau usaha takut nanti menimbulkan masalah. Mau usaha takut nanti nggak jalan. Mau usaha takut bangkrut.

Too many things in our head before we decide to move on isn’t it?
Saya punya keyakinan bahwa prinsip utama kita dalam mendirikan suatu usaha itu adalah niat. Bukan masalah kemampuan materi, kapabilitas, network, atau modal.
Oleh karena itu, jangan bergantung kepada orang lain, jangan mengharap belas kasih orang, dan harapan-harapan lainnya yang Anda tunggu. You have to make you own chance.

Tapi bagaimanapun juga usaha itu perlu modal kan? Iyalahh..emang ada yang gratis di dunia ini. But the point is that you have to make business with what you already have. Istilahnya resource management. Berdayakan sumber daya yang Anda miliki. Jangan berpikir bahwa usaha itu perlu modal juta-jutaan atau bahkan lebih dari itu. Think small is good if you have big vision. Lihat sekeliling Anda, apakah Anda punya rekan yang pemilik modal? Bisa juga menghubungi bank/lembaga keuangan lainnya. Orang tua? Atau kalau perlu Anda lah yang harus menabung setiap hari untuk mengumpulkan modal kerja.
Pada intinya, kembali ke masalah di atas, lihat sekitar Anda, cari kesempatan di sekitar Anda, be active not passive, kesempatan itu akan datang jika kita NIAT.

Tahukah Anda, bahwa google dimulai dari sebuah garasi kecil.
Tahukah Anda, bahwa Tung Desem belajar jadi motivator dengan mengandalkan uang pinjaman.

Contoh di atas terlalu jauh ? Well then consider this.
Saya pernah makan tahu yang enakkk banget. Saya heran tahu ini beli dimana. Saya coba telusuri dan cari tahu siapa sih produsen tahu ini. Setelah ketemu saya belanja tahu sebanyak 50 ribu rupiah dan kemudian saya jual lagi. Awalnya saya jual dalam kondisi sudah tergoreng dan terkemas, saya tawarkan ke rekan-rekan kerja dan teman-teman saya. Sambutannya ternyata luar biasa, dan order ternyata banyak.
Sekarang, dari hasil jualan tahu tersebut, saya bisa membeli sebuah gerobak, dan rencananya akan jadi PKL.
Masalah selanjutnya adalah how to manage and maintain your business. But that’s another thing isn’t it?

Bila Anda seorang muslim sadar nggak, kalimat untuk memulai sholat adalah “Nawaitu….” Jadi niat itu nomor satu.

Labels: ,


Continue reading...

Friday, July 13, 2007

Membuat Flyers/brosur yang menjual

Disadur dari “Writing Copy That Sells”

Setelah membaca artikel tersebut, jadi ingin sharing ke teman-teman, mungkin berguna buat kita-kita yang masih menulis sendiri content flyers/brosur/ad untuk usaha kita. Soalnya sering juga nih, sudah mikir sampe jungkir balik, ternyata flyers/brosur/ad hanya diremas-remas terus dibuang, (mending sih, saya malah pernah ngasih brosur terus langsung dibuang nggak pake diremas-remas.) Salah sendiri, buat brosur kok nggak menarik, hehehe, tapi semoga dengan membaca tips-tips berikut, kita bisa tahu apa yang sebaiknya kita tulis untuk menarik pelanggan melalui media2 tersebut.

Ketahui keinginan customer Anda dan tuliskan di dalamnya
Bayangkan bila Anda menjadi customer, hal apa saja sih yang Anda butuhkan dari suatu produk? Daftar semua kebutuhan Anda dari suatu produk, misal bakso.
- Enak.
- Sehat.
- Lokasi strategis.
- Terjangkau.

Penulisannya:
Bakso ABC
- Bakso sapi dan gorengannya paling enak (Atau cukup dengan menampilkan gambar bakso yang bagus ya )
- Aman untuk kesehatan Anda karena tidak mengandung vetsin
- Terletak di jantung kota X, berada di jalan raya Z (atau bisa digambarkan denahnya)
- Rp. 10000/mangkok dan Anda pasti puas
Jadi Anda harus tahu keinginan pelanggan agar Anda bisa menuliskan/menggambarkannya dan membuat mereka yakin untuk datang ke tempat Anda.
Teorinya, emphasize more on benefit than on features. Tapi hal ini juga tergantung pada pelanggan dan produk Anda.

• Tulis apa yang ingin dibaca oleh pelanggan
Jangan karena kita merasa produk/jasa kita yang paling bagus, paling lengkap, paling top, kita menuliskan sudut pandang kita di dalam iklan tersebut. Saya suka terjebak juga lho, menulis sekumpulan kalimat seperti “Istimewa, special, khusus, hanya satu-satunya, dst” yang kemudian kita tulis tanpa customer. Contoh:

Contoh 1
Bakso ABC
- Bakso sapi dan gorengannya paling enak (Atau cukup dengan menampilkan gambar bakso yang bagus ya )
- Aman untuk kesehatan Anda karena tidak mengandung vetsin
- Terletak di jantung kota X, berada di jalan raya Z (atau bisa digambarkan denahnya)
- Rp. 10000/mangkok dan Anda pasti puas

Contoh 2
Bakso ABC Enak di Kuah dan Baksonya
- Bakso sapi dan gorengannya paling enak (Atau cukup dengan menampilkan gambar bakso yang bagus ya )
- Aman untuk kesehatan Anda karena tidak mengandung vetsin
- Terletak di jantung kota X, berada di jalan raya Z (atau bisa digambarkan denahnya)
- Rp. 10000/mangkok dan Anda pasti puas
Lebih mengena mana ya? Teorinya adalah, tulis sesuatu yang berhubungan dengan customer Anda. Jangan berbicara mengenai produk Anda, tetapi berbicara lah tentang kegunaan produk Anda bagi pelanggan.

• Bedakan diri Anda dengan produk sejenis
Ini sebenarnya konsep awal usaha sih, atau kalo di di TDA namanya ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Akan lebih baik Anda bisa menonjolkan pembeda produk Anda dengan competitor, misal lebih murah; tulis harga besar-besar, selalu diskon; tuliskan Toko Diskon, kualitas terbaik, service yang beda misal, delivery system 24 hr?
Apabila Anda memiliki hal-hal di atas, akan lebih baik bila Anda masukkan di Flyers.


• Keep it short and simple (KISS) dan buat headline yang efektif

Bakso ABC Enak di Kuah dan Baksonya
- Bakso sapi dan gorengannya paling enak (Atau cukup dengan menampilkan gambar bakso yang bagus ya )
- Aman untuk kesehatan Anda karena tidak mengandung vetsin
- Terletak di jantung kota X, berada di jalan raya Z (atau bisa digambarkan denahnya)
- Rp. 10000/mangkok dan Anda pasti puas

Contoh di atas masih terlalu panjang lho. Coba Anda koreksi lagi, cari kalimat yang pas dah indah. Lho kok ? Iya, kan kita belajar bersama. Buat lebih sederhana dengan kalimat yang lebih efektif. Coba langsung terapkan ke produk Anda.
Selanjutnya, Anda masih harus membuat headline., kalau contoh di atas mungkin headlinenya : Makan Bakso ABC Dijamin Puass. Headline ini penting untuk memberikan kesan pertama yang cepat dan merangsang pelanggan untuk terus membaca sampai selesai.

• Berikan rangsangan impulsive (jangka pendek)
Misal dengan memberikan kupon di flyers, atau mungkin cukup dengan Anda menuliskan alamat dan nama produk sekali lagi.

• Buat Layout yang bagus
Ini penting nih, karena menurut saya piliha kertas flyers, cetakan, dan layout juga berpengaruh pada ketertarikan pelanggan terhadap brosur Anda.

Tips terakhir, baca ulang lagi tulisan Anda, baca keras-keras, dan bayangkan bila Anda seorang pelanggan yang mendapatkan brosur tersebut. Apakah Anda akan tertarik/tidak ?

Sumber http://www.marketingpower.com

Labels:


Continue reading...

Monday, June 11, 2007

Mundur selangkah lalu maju dua langkah

Beberapa hari ini ada teman saya yang sedang dirundung masalah, singkat ceritanya, dia sedang dalam masa krisis kepercayaan terhadap lingkungan kantor, terhadap rekan kerja, dan yang paling parah terhadap dirinya. Dia mengeluh banyak pressure pekerjaan yang diterimanya, situasi kerja yang monoton, dan “udah gitu salaryku ngga sesuai,”ujarnya. Dia lalu mengajukan permintaan untuk bertemu dengan salah satu superiornya, untuk membicarakan kemungkinan-kemungkinan mengenai kenaikan salary dan juga perpindahan divisi.
Sayangnya, permintaan dia belum disetujui oleh manajemennya, yang ada malah dia diminta untuk meningkatkan performanya karena dia dinilai belum menunjukkan performa yang sesuai dengan standar company. Wheww....mau maju malah mundur nih.
Kita mungkin sering mengalami kejadian semacam – saya gambarkan sebagai – mau maju selangkah tetapi yang terjadi adalah kemunduran dari posisi awal. Kalau contoh di atas adalah di tempat kerja, maka mungkin bagi entrepreneur-entrepreneur yang sering terjadi adalah kegagalan atau kemunduran suatu usaha. Misal, kita ingin meningkatkan penjualan, salah satu toolsnya adalah promosi, jadi kita buat promosi tersebut dengan budget yang kita punyai. Dan ternyata promosi tersebut gagal, what??
Apakah itu arti sebenarnya dari kegagalan? No guys! Kegagalan adalah ketika Anda menyerah terhadap keadaan. Tetapi adalah itu suatu keberhasilan jika Anda berhasil bangkit dari suatu keadaan (yang tidak menguntungkan) dan kemudian Anda merubah semua keadaan tersebut menjadi suatu hal yang positif.
Saya percaya dengan apa yang disebut dengan “mundur selangkah untuk maju dua langkah.” Ini adalah suatu kondisi di mana kita berada dalam posisi mundur dari posisi awal kita untuk kemudian kita dengan segala daya upaya akan berusaha untuk maju dua langkah.
Kondisi kemunduran sendiri ada 2 macam:
- Mundur karena bersabar
Mundur karena bersabar artinya Anda mendapatkan suatu peluang emas tetapi tidak Anda ambil. Kenapa? Karena Anda tahu misal Anda bertahan di keadaan sekarang, Anda akan mendapatkan diamond, yang lebih bagus daripada emas. Di kondisi ini, yakinkan bahwa Anda sudah melakukan pertimbangan matang, SWOT analysis atau semacamnya, untuk tahu bahwa Anda tidak salah pilih.
- Mundur karena keadaan yang tidak menguntungkan
Mundur karena keadaan yang tidak menguntungkan ini berat, karena tekanan akan datang dari dalam diri maupun dari lingkungan luar. At this point, saya akan bilang, “C’mon don’t give up!! Kamu harus keep fighting dan tunjukkan kemampuan kamu sebenarnya.” Kedengarannya klise ya? Tapi buat saya spirit semacam ini harus kita jaga. Penting untuk mengalahkan kemalasan dan ketakutan dari dalam diri kita bila kita sedang mengalami masa-masa yang tidak menguntungkan. Karena bila kita tidak mampu mengalahkannya, Anda akan terjebak ke dalam sikap mengasihani diri sendiri, and I believe it will drawn you more and more.
Apa yang kita kadang tidak sadari akan menganggu semangat dan pertimbangan kita adalah ADE:
- Anger adalah kemarahan diri kita terhadap situasi yang tidak menguntungkan. Situasi tersebut bisa berupa, orang-orang di sekitar kita, lingkungan kita, mental kita.
- Desire adalah nafsu yang menguasai diri kita untuk tidak berpikir jernih dan hanya melihat sisi buruk dari kemunduran itu sendiri.
- Ego adalah kekuatan ego yang ada untuk memandang segala sesuatu berdasarkan perspektif kita, dan tidak melihat kemunduran tersebut dari perspektif lain.
Kadang-kadang malah kita perlu untuk draw back bukan untuk melihat segala sesuatu dengan lebih jernih bukan?
Saya yakin bila Anda mampu menerjemahkan kemunduran dengan baik, maka Anda pasti bisa mundur selangkah untuk maju berlangkah-langkah.


Labels: ,


Continue reading...

Thursday, June 07, 2007

Usaha apa yang cocok untuk saya?

Membaca kisah-kisah inspiratif yang tersebar di berbagai blog sangat membangkitkan semangat kita. Anda yang seorang karyawan tentu akan tergelitik, seperti teriris iris lalu ditetesin jeruk nipis, mengambil kalimat ekstrim hiperbolisnya. Di tengah tekanan kerja di kantor, beban kerja yang tinggi malah kadang overload, semangat saya pasti akan membara seperti kompor 110◦ Celcius, highly motivated untuk segera mendirikan bisnis baru.
That’s good my friend, motivasi-semangat-spirit yang tinggi adalah langkah besar untuk memulai suatu usaha baru. Next, tentukan usaha apa yang akan Anda tekuni. So what kind of business is good? Mengutip pendapat Pak Ronny di blognya : Soalnya, menurut saya semua bisnis itu bagus. Tergantung bagaimana si entrepreneur itu melihat dan memanfaatkan peluangnya.
Yep, setuju, all business is good depends on how your perspective, I’ll say 3 things below:
1. I like doing this thing
Saya suka melakukan pekerjaan/bidang usaha ini. Contoh riilnya saya sendiri deh, saya suka membaca komik, dulu saya koleksi komik untuk kepentingan pribadi. But then, hey, kenapa nggak saya sewakan saja komik saya? Pemikiran simple saya waktu itu, at least, saya bisa baca komik gratis dari hasil persewaan komik saya tersebut. Atau Anda suka makan di suatu tempat favorit, bagaimana kalo Anda berjualan makanan saja? Coba dekati pemilik restoran/kedai yang Anda favoritkan tadi dan ajak bicara mengenai peluang kerjasama. Atau mungkin Anda punya resep sendiri?
Anda harus menyukai bidang usaha yang Anda geluti bila Anda ingin berhasil. Mengapa? Karena jika Anda menyukainya, komitmen Anda terhadap usaha akan lebih besar, daya tahan dan stamina Anda akan lebih kuat, dan tentunya kompetensi Anda tidak diragukan lagi, as you willing to learn things you like.
2. You saw a diamond chance
Diamond chance atau peluang berlian, bukan lagi peluang emas, artinya, ada peluang jika Anda membuka usaha tersebut maka usaha ini dapat berjalan dengan sukses. Apa parameternya? Langkah teoritisnya sih, Anda harus membuat business plan. Rencana usaha ini dimaksudkan untuk memetakan posisi strategis usaha Anda ini. Apa tantangannya? Apa hambatannya? Bagaimana sistem penjualan dan pemasarannya? Apa rencana cadangan Anda bila ternyata usaha tidak berjalan semestinya. Di mana saja lokasi usaha Anda? You must keep asking every answer to really find out that this business is having a diamond chance.
Ya, tiap kali Anda mendapat jawaban atas masalah A, tanyakan lagi bagaimana bila kemudian keluar masalah B, terus demikian sampai akhirnya Anda merasa cukup dan puas dengan jawaban-jawaban tersebut.
3. Trend
Usaha yang sedang mengalami trend pada dasarnya layak untuk dicoba. Trend ini dapat kita tangkap dari pengamatan kita sehari-hari, misal menjamurnya bisnis laundry, menjamurnya bisnis digital printing, menjamurnya bisnis ini itu. Trend bergerak naik artinya kebutuhan (demand) masyarakat juga mengalami peningkatan. They love it! Jadi sah-sah saja bagi kita untuk ikut-ikutan trend. Tetapi, yang tricky disini jangan kemudian Anda masuk ke bisnis sehingga Anda menjadi kormod –korban mode meminjam istilah gaul-. Bisa saya jamin bila Anda hanya sekedar ikut-ikutan saja, bisnis Anda hanya bisa bertahan 3-6 bulan saja. Anda boleh ikut trend dengan catatan Anda punya kompetensi dan inovasi dari produk yang Anda buat.

Labels:


Continue reading...

Wednesday, May 16, 2007

Salah perhitungan a.k.a gagal usaha

Memulai usaha itu sama sulitnya dengan memaintain usaha. Ketika usaha sudah dimulai, kita tentunya sudah memperhitungkan hambatan-hambatan apa yang akan muncul. Baik dari pasar maupun dari supplier kita. Karena 2 hal inilah yang akan menggerakkan nafas usaha kita.
Pasar akan mempengaruhi usaha Anda, karena pasar bisa berarti pembeli, competitor, ataupun agen Anda. Ketika pembeli Anda masih sedikit atau bahkan nol, Anda harus memutar otak sekreatif mungkin agar barang/produk Anda itu terjual. Anda harus memperhitungkan kira-kira seberapa lama Anda dapat akan mempertahankan usaha Anda tergantung pada modal Anda. Karena biasanya di awal-awal usaha, adalah awal-awal pendarahan di kantong Anda .
Competitor juga bisa menjadi hambatan, karena dia tidak akan tinggal diam bila ada newcomer yang mencoba masuk ke pasarnya. Bentuk-bentuk serangan competitor bisa berupa perang harga atau perang kemasan. Lagipula sebagai newcomer, sangat lazim bila dibanding-bandingkan dengan competitor yang sudah lama berada di pasar tersebut. Kalau untuk menghadapi competitor itu Anda harus memiliki kekuatan pada produk dan kekuatan pada pemasarannya, and it takes time.

Agen atau jaringan distribusi bisa lebih dari satu. Kenapa jaringan distribusi ini penting? Tentu dong, Anda harus memajang produk/dagangan Anda di suatu tempat. Jumlah jaringan distribusi ini tergantung pada produk Anda, apakah sebuah komoditas (barang yang diperjual belikan dalam jumlah banyak) atau bukan. Apabila itu sebuah komoditas, misal: tempe, tentunya saluran distribusi Anda harus diperbanyak.
Yang juga penting adalah supplier, Anda tidak mungkin lepas dari seorang supplier kan. Sekalipun Anda adalah produsen, Anda tetap memiliki supplier bahan baku produksi Anda. Supplier ini memegang peranan penting, apalagi bila bahan yang disediakan untuk Anda sifatnya unik dan hanya sedikit suppliernya. Karena kalau tiba-tiba dia memutuskan hubungan kerja, menaikkan harga, usaha Anda bisa terimbas dengan sukses . So, be nice with them.
Nah, sekarang bagaimana bila Anda sudah memperhitungkan semua hal di atas dan tiba-tiba Anda salah perhitungan! Misal, prediksi awal akan mendapatkan pembeli sebanyak 100 pembeli tiap bulannya dalam jangka waktu 3 bulan, tetapi ternyata selama 6 bulan, pembeli Anda hanya 20% saja dari target bulanan. Atau, supplier tiba-tiba menaikkan harga, competitor menurunkan harga. Don’t be panic, take a deep breath…and think slowly. What should I do?
Hal yang paling penting ketika Anda mengalami kejadian seperti di atas atau semacam itu, adalah mengendalikan control emosi Anda. Why? Karena kalau Anda kehilangan kendali, bisa-bisa yang Anda dapatkan adalah patah semangat, stress, loosing mood. Ini lho saatnya mental pengusaha itu keluar!! Tetap focus pada tujuan Anda semula. “Saya ingin berhasil!!”
Selanjutnya, mulai pikirkan apa yang bisa Anda lakukan untuk tetap menjalankan usaha Anda. Misal: jumlah pembeli tidak sesuai harapan, lalu apa yang kurang ya? Apa kurang promosi, apa produk saya kurang bagus? Apa yang bisa saya lakukan?
That’s it, saya yakin Anda akan menemukan paling tidak 1 atau 2 ide yang merupakan salah satu celah untuk meningkatkan penjualan .

Labels: ,


Continue reading...
KampungBlog.com - 
Kumpulan Blog-Blog Indonesia