Pedagang dan Pengusaha
Stigma yang ada kan pedagang melekat pada orang-orang yang melakukan jual beli secara tradisionil dan (biasanya) di pasar-pasar atau jualan barang remeh temeh. Sementara pengusaha melekat pada orang-orang perlente yang memiliki perusahaan dengan papan nama mentereng dan bonafid. Setelah saya coba cari di KBBI.web.id pengertian dari kedua kata tersebut memang sedikit berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online tersebut :
usahakb.kegiatan dng mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu: kegiatan di bidang perdagangan (dng maksud mencari untung); perdagangan; perusahaan:
dagangniaga; jual beli barang untuk mendapatkan keuntungan
Secara umum pengertian usaha lebih luas dari dagang, usaha bukan hanya mencari untung saja, tetapi melibatkan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu maksud. Jadi kalau ditarik menjadi kata pelaku/orang, pengusaha dan pedagang tentunya ada perbedaan di situ.
Pengusaha = pelaku dagang yang mengerahkan tenaga (action, perbuatan) dan pikiran (kemampuan marketing, strategy, komunikasi etc) dengan tujuan akhir untuk mencari untung.
Pedagang = pelaku dagang yang melakukan jual beli untuk mendapatkan keuntungan.
Buat saya artinya penjual tempe yang di pasar pun akan memiliki perilaku pengusaha apabila dia dapat melakukan delivery, ucapan terima kasih ketika kita membeli barang mereka, berusaha untuk lebih dekat dengan pelanggannya dengan menyapa setiap kali bertemu, memberikan gratisan atau tambahan tempe kepada pembeli yang loyal, siap menerima komplain dari pelanggan dan memperbaiki produk ataupun pelayanannya, sedia uang receh untuk kembalian bagi pembelinya.
Buat saya artinya pengusaha kontraktor bangunan pun akan memiliki perilaku dagang apabila dia hanya berpikir untuk mencari untung dengan memberikan kualitas bahan baku yang jelek, waktu delivery (penyelesaian) tidak tepat, me-mark up harga bahan dan tidak memberikan bahan bangunan yang semestinya, tidak pernah melakukan komunikasi lagi dengan pembelinya setelah mereka melakukan pembelian (tata..bye bye), tidak memberikan bantuan purna jual untuk perbaikan rumah yg telah lama, nomor telepon yang sulit dihubungi.
*Peran dan fungsi di atas cuman contoh yak
Labels: Entrepreneurship, Motivation
Continue reading...