MyownBloG

My Pursuit of HAPPYness Blog ini juga diperuntukkan bagi mind, soul, spiritual, enterpreneurship, marketing, wirausaha, pedagang, ide usaha, relasi, surabaya, jawa timur, indonesia.

Free Web Hosting

Thursday, September 27, 2007

My LoA - part one



LoA atau Law Of Attraction sudah lama diperbincangkan di komunitas TDA, tetapi baru sekarang saya menyadari interelasi antara belief saya dengan LoA. Belief di sini bukan berarti agama lho,tetapi lebih ke arah spiritual consciousness.
Dulu -jauh sebelum saya mengenal LoA, TDA, ataupun mengembangkan business sense- saya membaca the most inspiring books for my life di bangku kuliah saya. Saya membaca buku dari James Redfield yang berjudul The Tenth Insight secara tidak saya sadari telah menggugah saya untuk menggunakan kekuatan energi. Buku ini saya baca sebelum membaca buku The Alchemist nya Paulo Coelho yang juga sedikit banyak membahas tentang kekuatan energi dalam tubuh kita. Ulasan untuk kedua buku tersebut akan saya bahas lain waktu.
Sekarang, saya akan ceritakan LoA yang sudah terjadi pada saya sampai saat ini. These are my testimonials...
- Saat masih di SMA
Saat kelas III, saya sudah berpikir bahwa saya akan kuliah di salah satu PTN. Tapi di lain pihak, saya mendapatkan informasi bahwa DANEM bukan merupakan salah satu parameter untuk penerimaan SPMB. Jadi NEM berapapun tidak akan berpengaruh pada keberhasilan lulus SPMB. Bila diingat-ingat, saat itu saya mengeluarkan getaran negatif terhadap ujian EBTANAS karena di mata saya, ujian tersebut tidak terlalu berarti bagi saya, belajar pun juga asal-asalan, dan saya berdoa : "Ya Allah, Aku memohon agar aku dapat lulus SMA." Just like that. At the end, nilai NEM saya hanya 39 koma something. Jeleeekkk banget :( Lebih jelek dari nilai NEM SD saya!
Sayapun bersiap diri menghadapi testing UMPTN. Dalam hati, saya sangat menginginkan untuk kuliah di PTN Malang atau Surabaya. Teruslah saya belajar dan berdoa meminta kepada Yang Di Atas agar saya dapat lulus UMPTN. Saya masih ingat kebingungan saya untuk menentukan pilihan 1 dan 2, karena takutnya kalau terlalu tinggi memasang pilihan, bisa-bisa saya nggak keterima. Tapi bermodal pasrah dan percaya diri, saya pilih PTN di Surabaya.
Meskipun saya lemah di matematika, fisika, dan kimia….(huwaaa…gimana sih padahal itu yang penting), hati saya merasakan energi positif yang menyatakan bahwa saya pasti bisa. Pada hari H, saya mengerjakan semua soal sebisa saya, fyi, saya masih ingat betul, saya sama sekali nggak mengerjakan soal fisika dan matematika IPA lho, jadi saya hanya mengandalkan pelajaran lain, dan terus berdoa kepada Yang Di Atas. Seperti biasa, beberapa hari setelah UMPTN koran-koran menerbitkan ulasan dan kunci jawaban UMPTN. Saya dan teman-teman pun mencoba2 mencocokkan jawaban kami, dan hasil yang saya dapatkan ternyata lumayan rendah, kurang dari 200 point, sementara untuk bisa lulus ke jurusan Hubungan Internasional saya butuh nilai minimum 350 point.

Sekali lagi, saya cuek saja, keep positive thinking, kale aja saya salah menghitung nilai tersebut. Tapi saya kok nggak ingin mengulangi penghitungan, mungkin karena saya ingin menghindarkan keraguan kali ya.
Sambil menunggu pengumuman, saya tetap melewatkan waktu saya dengan berdoa dan berpikir positif. Tetapi sedihnya, mantan pacar saya (hehehe…untung dah mantan) mengatakan agar saya jangan terlalu banyak berharap bisa keterima di Surabaya. Katanya saya ketinggian. Ihhhh…menyebalkan, tapi herannya saya kok nggak down sama sekali ya? Malah hati saya terus menerus menyebarkan energi positif.
Dan akhirnya, hari pengumuman pun tiba. Pagi-pagi saya lagi dibonceng naik motor, terus mampir beli koran deh. Cari-cari, halaman 1; nggak ada, halaman 2; nggak ada, halaman 3; nggak ada juga, keep positive, sampai halaman terakhir; nama saya dan nomor ujian saya ADA!! Alhamdullilah, saya sampe teriak-teriak di atas motor saking gembiranya. I know can do it! Tahukah anda, peristiwa ini benar-benar membuktikan bahwa apapun yang kita lakukan kita harus pasrah dan berdoa, dan ya kalau sekarang saya tahu LoA, buat saya ini LoA saya.
Padahal, banyak orang meragukan saya, saya bukan orang pintar, saya bukan tipe kutu buku penyimak guru, hehehe..Yang lebih parah lagi, ketika saya ketemu teman saya, dia benar-benar nggak percaya saya bisa keterima di PTN. Bener-bener nggak percaya maksud saya. Dia pikir saya bercanda ketika saya bilang saya diterima di PTN di Surabaya. Satu lagi pembuktian LoA saya, rata-rata murid yang keterima di jurusan saya memang memiliki nilai UMPTN yang cukup tinggi. Rata-rata 300-400 point, nah kalau saya?
Mungkin saya salah ngitung? Kayaknya enggak deh, buat saya ini salah satu bukti LoA. Di postingan selanjutnya, saya akan tulis LoA ketika saya kuliah, buka usaha, dan ketika berkarir. Be positive!

Labels:


Continue reading...

Wednesday, September 19, 2007

Anda pakai value driven marketing?

Nah ya istilah apa lagi nih value driven company? Itu yang jadi pertanyaan saya ketika kemarin malam saya mengikuti seminar MIM, with Hermawan Kartajaya as speaker. Setelah berbuka puasa dengan makanan yang disediakan panitia, saya pun duduk dan mendengarkan Pak Hermawan berbicara dengan Philip Kotler tapi bukan di depan saya, melainkan di rekaman yang diputar panitia. Mereka berbicara tentang banyak hal, yang semuanya terangkum dalam modul yang sudah diberikan sebelumnya.
Pada dasarnya seminar kemarin membahas tentang perjalanan Hermawan Kertajaya dengan Philip Kotler selama 2 minggu. Hermawan mengajak Philip Kotler untuk mengisi seminar-seminar di ASEAN, Jakarta, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh City, Singapore, dan Bangkok. Beliau menceritakan tentang pembelajaran apa saja yang beliau dapat dari Philip Kotler selama 2 minggu penuh bersama-sama dengan Philip Kotler.
Tapi yang ingin saya sharingkan bukan tentang Philip Kotlernya, melainkan tentang value driven marketing atau istilah Hermawan, marketing 3.0, yang kemarin sempat disinggung sedikit di forum tersebut. Nah lo, apaan tuh marketing 3.0? Hehehe…emang marketing 1.0 dan 2.0 yang seperti apa? Berikut menurut Hermawan:
- Marketing 1.0 = Vision driven marketing e.g, visi perusahaan adalah menjadi yang terdepan di pasarnya untuk wilayah Surabaya (misal). Maka, dengan pendekatan marketing 1.0, apapun caranya, kita harus lakukan segala sesuatu agar visi tersebut tercapai, nggak tau cara tersebut baik/buruk.
- Marketing 2.0 = Mission driven marketing e.g misi perusahaan adalah untuk meningkatkan daya baca anak dan remaja di daerah Surabaya (misal). Ini sudah lebih maju dari marketing 1.0, di mana marketing ditujukan untuk mencapai misi tersebut, jadi bukan hanya sekedar visi saja.
- Marketing 3.0 = Value driven marketing dimana visi dan misi perusahaan tercapai karena value-value yang ditawarkan perusahaan memang bagus dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar marketing dan kehidupan.

Contoh dari penggunaan marketing 3.0 ini adalah The Body Shop, karena Body Shop memiliki nilai-nilai yang dia pegang sejak awal, misal: no animal testing, recycle product, recycle paper, dst. Tapi, bukan hanya sekedar cinta lingkungan saja, oleh karena itu Hermawan memberikan parameter untuk marketing 3.0 adalah perusahaan tersebut memperlakukan dengan baik dan dicintai oleh society, partners, investors, community, dan employee. Tapi apa sih pentingnya value driven Marketing? Penting banget nurut Pak Hermawan, karena ke depannya perusahaan dengan value driven marketing akan jauh lebih berkembang daripada perusahaan dengan marketing 1.0 atau bahkan 2.0, hal ini dibuktikan dengan trend masyarakat yang semakin spiritual dan semakin sadar akan kesehatan dan lingkungan.
Meski tidak menutup mata juga bahwa trend seperti itu akan jauh lebih berkembang di Eropa atau negara maju lainnya daripada di Indonesia. Karena saat ini negara kita masih berkutat dengan politik dan hal-hal lain.
But, why not start from now? There's a chance dan malah ada peluang terbuka lebar di negara orang kan?

Be Social Entrepreneur

Labels:


Continue reading...

Wednesday, September 12, 2007

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa




Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)
Sisa posting bisa disini


Continue reading...

Monday, September 03, 2007

Good News and Bad News

Meskipun lagi sakit dan nggak bisa kemana-mana tapi alhamdullilah masih bisa produktif. Terutama produktif untuk kegiatan TDB, kalo TDAnya masih belum bisa aktif karena semua data terpusat di kantor :(.

Bad News
Salah satu kantin yang kami titipin tahu NONA menginformasikan bahwa mulai September ini, beliau tidak lagi dapat menerima titipan tahu kami dengan alasan "Sudah terlalu banyak barang." Nah lo maksudnya apa, saya sendiri belum cek langsung ke mitra tersebut, karena berita ini datang dari pegawai delivery kami. I need to check this and make things clear, apakah yang dimaksud bapak tersebut.

Good News
Sebenarnya dimulai dari tiga hari yang lalu, ketika tanpa disangka-sangka salah seorang langganan tahu saya yang notabene juga temen melontarkan penawaran yang fantastis. Dia berencana untuk membuka stand di salah satu pusat perbelanjaan paling beken di Surabaya dan menawarkan kerjasama dengan saya. Temen saya berniat untuk membuka cabang dari tahu dan pisang NONA. Wow...yang jadi wow adalah lokasinya itu lhoo.
Baru saja saya konfirm ke teman saya, dan Alhamdulillah dia sudah menyepakati draft sistem yang saya tawarkan.
Doakan agar tidak ada aral melintang dan kerjasama dapat berjalan lancar. InsyaAllah setelah berhasil dengan pilot project ini, kami bisa membakukan sistem dan formula yang sama untuk direplikasi oleh calon investor lain yang berminat. Sisa posting bisa disini

Labels: ,


Continue reading...

Sakit Cacar

Hiks, sudah 4 hari ini saya terkucil di dalam kamar dan cuma bisa melewati waktu saya dengan laptop dan TV. 4 hari ini saya sedang diserang virus cacar, iya saya sakit cacar. Di usia yang lewat seperempat abad kok ya saya baru diserang cacar.
Otomatis kegiatan saya terhenti nih, meski masih bisa buka email dan posting seperti ini. Saya disarankan untuk istirahat supaya lekas sembuh.
Mungkin sakit saya diberikan Allah SWT untuk introspeksi diri saya. Selama sakit saya merasa ditinggalkan dan dikucilkan, bukan karena apa2 sih. Tetapi karena cacar ini menular, dan saya nggak mau dianggap menularkan virus cacar. Walhasil saya memilih untuk melakukan aktivitas saya sendiri di kamar. Berlebihan kali ya, tapi di saat itu saya merasa perlu introspeksi, mungkin Allah SWT memberikan sakit ini kepada saya untuk mengingatkan saya " Nadia, kamu tahu sekarang rasanya kalau ditinggal orang ketika butuh kamu?" Iya, jujur, saya termasuk makhluk hidup yang cuek dan cenderung selfish. Terutama kepada keluarga saya. Sering sekali saya sulit dihubungi dan tidak mengindahkan telpon atau sms mereka.
Saya semakin sadar bahwa bagaimanapun sibuk dan susahnya kita untuk meluangkan waktu. Kita HARUS meluangkan waktu untuk keluarga dan teman kita. Give them much and take only some. Amin. Semoga saya bisa melaksanakan ucapan saya tersebut.
Sisa posting bisa disini

Labels:


Continue reading...
KampungBlog.com - 
Kumpulan Blog-Blog Indonesia