Salah perhitungan a.k.a gagal usaha
Memulai usaha itu sama sulitnya dengan memaintain usaha. Ketika usaha sudah dimulai, kita tentunya sudah memperhitungkan hambatan-hambatan apa yang akan muncul. Baik dari pasar maupun dari supplier kita. Karena 2 hal inilah yang akan menggerakkan nafas usaha kita.
Pasar akan mempengaruhi usaha Anda, karena pasar bisa berarti pembeli, competitor, ataupun agen Anda. Ketika pembeli Anda masih sedikit atau bahkan nol, Anda harus memutar otak sekreatif mungkin agar barang/produk Anda itu terjual. Anda harus memperhitungkan kira-kira seberapa lama Anda dapat akan mempertahankan usaha Anda tergantung pada modal Anda. Karena biasanya di awal-awal usaha, adalah awal-awal pendarahan di kantong Anda .
Competitor juga bisa menjadi hambatan, karena dia tidak akan tinggal diam bila ada newcomer yang mencoba masuk ke pasarnya. Bentuk-bentuk serangan competitor bisa berupa perang harga atau perang kemasan. Lagipula sebagai newcomer, sangat lazim bila dibanding-bandingkan dengan competitor yang sudah lama berada di pasar tersebut. Kalau untuk menghadapi competitor itu Anda harus memiliki kekuatan pada produk dan kekuatan pada pemasarannya, and it takes time.
Agen atau jaringan distribusi bisa lebih dari satu. Kenapa jaringan distribusi ini penting? Tentu dong, Anda harus memajang produk/dagangan Anda di suatu tempat. Jumlah jaringan distribusi ini tergantung pada produk Anda, apakah sebuah komoditas (barang yang diperjual belikan dalam jumlah banyak) atau bukan. Apabila itu sebuah komoditas, misal: tempe, tentunya saluran distribusi Anda harus diperbanyak.
Yang juga penting adalah supplier, Anda tidak mungkin lepas dari seorang supplier kan. Sekalipun Anda adalah produsen, Anda tetap memiliki supplier bahan baku produksi Anda. Supplier ini memegang peranan penting, apalagi bila bahan yang disediakan untuk Anda sifatnya unik dan hanya sedikit suppliernya. Karena kalau tiba-tiba dia memutuskan hubungan kerja, menaikkan harga, usaha Anda bisa terimbas dengan sukses . So, be nice with them.
Nah, sekarang bagaimana bila Anda sudah memperhitungkan semua hal di atas dan tiba-tiba Anda salah perhitungan! Misal, prediksi awal akan mendapatkan pembeli sebanyak 100 pembeli tiap bulannya dalam jangka waktu 3 bulan, tetapi ternyata selama 6 bulan, pembeli Anda hanya 20% saja dari target bulanan. Atau, supplier tiba-tiba menaikkan harga, competitor menurunkan harga. Don’t be panic, take a deep breath…and think slowly. What should I do?
Hal yang paling penting ketika Anda mengalami kejadian seperti di atas atau semacam itu, adalah mengendalikan control emosi Anda. Why? Karena kalau Anda kehilangan kendali, bisa-bisa yang Anda dapatkan adalah patah semangat, stress, loosing mood. Ini lho saatnya mental pengusaha itu keluar!! Tetap focus pada tujuan Anda semula. “Saya ingin berhasil!!”
Selanjutnya, mulai pikirkan apa yang bisa Anda lakukan untuk tetap menjalankan usaha Anda. Misal: jumlah pembeli tidak sesuai harapan, lalu apa yang kurang ya? Apa kurang promosi, apa produk saya kurang bagus? Apa yang bisa saya lakukan?
That’s it, saya yakin Anda akan menemukan paling tidak 1 atau 2 ide yang merupakan salah satu celah untuk meningkatkan penjualan .
Continue reading...
Pasar akan mempengaruhi usaha Anda, karena pasar bisa berarti pembeli, competitor, ataupun agen Anda. Ketika pembeli Anda masih sedikit atau bahkan nol, Anda harus memutar otak sekreatif mungkin agar barang/produk Anda itu terjual. Anda harus memperhitungkan kira-kira seberapa lama Anda dapat akan mempertahankan usaha Anda tergantung pada modal Anda. Karena biasanya di awal-awal usaha, adalah awal-awal pendarahan di kantong Anda .
Competitor juga bisa menjadi hambatan, karena dia tidak akan tinggal diam bila ada newcomer yang mencoba masuk ke pasarnya. Bentuk-bentuk serangan competitor bisa berupa perang harga atau perang kemasan. Lagipula sebagai newcomer, sangat lazim bila dibanding-bandingkan dengan competitor yang sudah lama berada di pasar tersebut. Kalau untuk menghadapi competitor itu Anda harus memiliki kekuatan pada produk dan kekuatan pada pemasarannya, and it takes time.
Agen atau jaringan distribusi bisa lebih dari satu. Kenapa jaringan distribusi ini penting? Tentu dong, Anda harus memajang produk/dagangan Anda di suatu tempat. Jumlah jaringan distribusi ini tergantung pada produk Anda, apakah sebuah komoditas (barang yang diperjual belikan dalam jumlah banyak) atau bukan. Apabila itu sebuah komoditas, misal: tempe, tentunya saluran distribusi Anda harus diperbanyak.
Yang juga penting adalah supplier, Anda tidak mungkin lepas dari seorang supplier kan. Sekalipun Anda adalah produsen, Anda tetap memiliki supplier bahan baku produksi Anda. Supplier ini memegang peranan penting, apalagi bila bahan yang disediakan untuk Anda sifatnya unik dan hanya sedikit suppliernya. Karena kalau tiba-tiba dia memutuskan hubungan kerja, menaikkan harga, usaha Anda bisa terimbas dengan sukses . So, be nice with them.
Nah, sekarang bagaimana bila Anda sudah memperhitungkan semua hal di atas dan tiba-tiba Anda salah perhitungan! Misal, prediksi awal akan mendapatkan pembeli sebanyak 100 pembeli tiap bulannya dalam jangka waktu 3 bulan, tetapi ternyata selama 6 bulan, pembeli Anda hanya 20% saja dari target bulanan. Atau, supplier tiba-tiba menaikkan harga, competitor menurunkan harga. Don’t be panic, take a deep breath…and think slowly. What should I do?
Hal yang paling penting ketika Anda mengalami kejadian seperti di atas atau semacam itu, adalah mengendalikan control emosi Anda. Why? Karena kalau Anda kehilangan kendali, bisa-bisa yang Anda dapatkan adalah patah semangat, stress, loosing mood. Ini lho saatnya mental pengusaha itu keluar!! Tetap focus pada tujuan Anda semula. “Saya ingin berhasil!!”
Selanjutnya, mulai pikirkan apa yang bisa Anda lakukan untuk tetap menjalankan usaha Anda. Misal: jumlah pembeli tidak sesuai harapan, lalu apa yang kurang ya? Apa kurang promosi, apa produk saya kurang bagus? Apa yang bisa saya lakukan?
That’s it, saya yakin Anda akan menemukan paling tidak 1 atau 2 ide yang merupakan salah satu celah untuk meningkatkan penjualan .
Labels: Entrepreneurship, Motivation
Continue reading...